Kita hanyalah manusia yang hanya bisa menjalani kenyataan hidup yang
ada, kita tak ber hak mempertanyakannya, karena kita tidak tau apa yang
benar-benar yang terbaik buat kita.,mungkin sekarang dia mengira itu
baik buatnya tapi suatu saat dia jg akan merasakan lbh dri yg km rasakan
karena melepas nya. Percaya dan ikhlas kunci nya.
Sunday, March 22, 2015
Coretan Malam
Mengabdikan diriku untuk sang kholiq dan perjuangan perubahan,
menyinari manusia di kegelapan,kebisuan,
kepalsuan di dunia nyata ini, memberikan manfaat untuk smua orang,
mendo'a kan bapak, ibu, keluarga, saudara, dan kawan2 kamerad semua nya,
sekuat tenaga menjalankan tugas, perintahNYA dan menjauhi laranganNYA,
karena aku yakin dsitu ada Surga dan kebahagian...
Salam juang rakyat kecil yg melawan!!
menyinari manusia di kegelapan,kebisuan,
kepalsuan di dunia nyata ini, memberikan manfaat untuk smua orang,
mendo'a kan bapak, ibu, keluarga, saudara, dan kawan2 kamerad semua nya,
sekuat tenaga menjalankan tugas, perintahNYA dan menjauhi laranganNYA,
karena aku yakin dsitu ada Surga dan kebahagian...
Salam juang rakyat kecil yg melawan!!
Wanita Berkebaya
Pagi dingin, matahari menggigil di balik mega kelam bersenandung luka,
titik air menukik keras dan tegas menjelma air mata diharibaan pertiwi.
Dan debu menguyub barisan para buruh bersepeda basah pkaian,
mengadu nasib yg tnpa berkeuntungan.
Sendiri ia melenggang,
berbaju berkebaya kain sarung perempuan merenung itu luka jiwa yg kian melebar.
Cumsa tetesan air mata dan kerudung kian berdebu
dari waktu ke waktu dari perhentian ke perhentian.
Jadi teman setia dlm duka berkepanjangan,
sendri ia melenggang berbekal doa cuma.
Perempuan trcinta, perempuan terhina,
tersalip dlm kebesaran tata warna yg tak jelas warnanya,
titik air menukik keras dan tegas menjelma air mata diharibaan pertiwi.
Dan debu menguyub barisan para buruh bersepeda basah pkaian,
mengadu nasib yg tnpa berkeuntungan.
Sendiri ia melenggang,
berbaju berkebaya kain sarung perempuan merenung itu luka jiwa yg kian melebar.
Cumsa tetesan air mata dan kerudung kian berdebu
dari waktu ke waktu dari perhentian ke perhentian.
Jadi teman setia dlm duka berkepanjangan,
sendri ia melenggang berbekal doa cuma.
Perempuan trcinta, perempuan terhina,
tersalip dlm kebesaran tata warna yg tak jelas warnanya,
di ranjang ia hnya alas, di dapur lebh serupa
tungku, lalu diruang tamu ia sumber serapah.
Perempuan tercinta,
perempuan terhina, engkau keledai di hadapan adat dan agama terbajak
pada
sihir, surga dan neraka yg rusuh bahasanya. #wijithukul
Add caption |
Subscribe to:
Posts (Atom)